To Enable Weather Realtime based on your location , please allow location access.
Sejarah
O' Sensei, Morihei Ueshiba (1883-1969) menformulasikan Aikido pada akhir
tahun 1920 hingga 1930-an . Setelah menguasai banyak seni pertarungan
tradisional, Ueshiba memperkaya dan mengembangkan Aikido dengan
berbagai koryu (seni beladiri/seni pedang lama), selain "basis"-nya Daito
ryu, yang menjadikan sesuatu seni beladiri yang unik.
Morihei Ueshiba sebagai seorang murid merupakan murid yang berbakat
dan mengabdi pada gurunya yaitu Sokaku Takeda.
Sokaku Takeda (武田 惣 角, 10 Oktober 1859 - 25 April 1943) itu sendiri
merupakan dikenal sebagai pendiri sekolah jujutsu yang dikenal sebagai
Daitō-ryu Aiki-jūjutsu.
Sokaku Takeda memberi lisensi kelengkapan ilmunya kepada Morihei Ueshiba dalam bentuk "Mokuroku".
Dengan lisensi tersebut Morihei Ueshiba mendirikan sekolah pertamanya dengan nama "Ueshiba Ryu Daito Aiki jutsu" yang kemudian berubah nama menjadi "Aiki Budo" dan akhirnya disempurnakan dengan nama "Aikido". Dojo pertama Aikido didirikannya di Tokyo dan hingga saat ini masih tetap ada dan bernama Aikikai Hombu Dojo, sebagai pusat pengembangan Aikido di seluruh dunia.
Ueshiba menginginkan bahwa Aikido tidak hanya sebagai sebuah seni beladiri, tetapi juga memahami arti dari Aikido itu sendiri yang bersifat damai dan universal.
Seumur hidupnya, Ueshiba dan murid-muridnya telah menyebarkan Aikido dengan cara mendidik dan menciptakan praktisi beladiri ini di seluruh dunia. Ueshiba meninggal pada tanggal 26 April 1969 karena penyakit kanker , namun Aikido tetap berkembang pesat setelah kematiannya.
Ai-Ki-Do
Aikido menekankan harmonisasi dan keselarasan antara energi ki (気)
individu dengan ki alam semesta. Kata "aikido" berasal dari tiga huruf
kanji:
合 - ai - bergabung, menyatukan, menyelaraskan
気 - ki - jiwa, energi kehidupan
道 - dō - jalan, cara
Filosofi dalam terapan
Aikido menekankan pada prinsip kelembutan dan bagaimana untuk mengasihi serta membimbing lawan.
Prinsip ini diterapkan pada gerakan-gerakannya yang tidak menangkis serangan lawan atau melawan kekuatan dengan kekuatan tetapi "mengarahkan" serangan lawan untuk kemudian menaklukkan lawan tanpa ada niat untuk mencederai lawan.
Gaya Aikido
Aikido lebih didasarkan pada latihan penguasaan diri dan kesempurnaan teknik daripada mengandalkan kekuatan . Teknik-teknik yang digunakan dalam Aikido kebanyakan berupa teknik elakan, kuncian, lemparan yang tampak sama dengan bantingan.
Keunikan aikido adalah geraknya yang hampir tidak pernah mundur dalam mengatasi berbagai jenis serangan. Gerakannya cenderung melingkar dibandingkan lurus-lurus. Di dalam konsep gerak inilah kita akan banyak memahami secara nyata falsafah aikido dalam artian sebenarnya. Banyak orang tertarik belajar aikido dimulai karena ketertarikannya pada maknanya yang cukup tinggi. Untuk memahami keunikan pemahamannya terletak pada kesinambungan antara gerakan dan pemikiran itu sendiri . Sehingga, saran setiap guru aikido kepada mereka yang ingin mengetahui aikido secara cermat adalah dengan "latihan".
Tidak ada sistem kompetisi atau pertandingan di Aikido . Namun cara yang digunakan Aikido untuk memasyarakatkan dirinya adalah dengan sistem embukai atau sejenis peragaan dalam seni gerak bela diri.
Dasar Aikido
Gi atau Keikogi
Ini adalah setelan Seni Bela Diri yang dikenakan saat pelatihan. Pada awal
pelatihan , bisa mengenakan training olahraga dan kaus . Namun, karena
training dapat menjadi rusak, disarankan agar segera membeli Gi. Gi ini terbuat
dari katun fleksibel dan mampu menahan benturan yang terjadi saat pelatihan.
Hakama
Hakama (袴) adalah pakaian luar tradisional Jepang yang dipakai untuk menutupi pinggang sampai mata kaki.
Sistem tingkatan yang harus dilalui oleh seorang praktisi Aikido
hampir sama dengan yang digunakan oleh seni beladiri asal Jepang
lainnya, yaitu sistem Kyu (mudansha, tidak memiliki dan) untuk
tingkat dasar dan Shodan (yūdansha, memiliki dan = ahli) untuk
tingkat mahir.
Praktisi yang berada di tingkat kyu 6 sampai kyu 4 menggunakan
tanda berupa sabuk yang berwarna putih, sementara praktisi yang
mencapai tingkatan kyu 3 sampai 1 menggunakan sabuk berwarna
cokelat. Adapula dojo yang menerapkan sabuk kyu 6 sampai 1 tetap berwarna putih. Shodan adalah tingkatan yang selanjutnya; praktisi yang mencapai tingkatan ini ditandai dengan sabuk yang berwarna hitam serta aksesoris tambahan berupa celana panjang bernama hakama. Celana seperti ini biasa dipakai oleh para samurai pada zaman dahulu.